Friday, March 8, 2019

Tegal

Tegal adalah kota yang memiliki beragam kebudayaan dengan kata tegal itu  laka-laka memang berbeda dari kota-kota yang lainnya di Tegal kita semua bisa menemukan yang kita inginkan dari mulai wisata, kuliner, dll.

Tuesday, January 22, 2019

Makanan khas Tegal


                 MAKANAN KHAS



           Mengenai makanan khas yang ada di Warteg, kalau menurut saya tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang istimewa ini maksudnya karena sudah begitu umum dikenal oleh khalayak masyarakat. Variasi menu  hidangan yang tersedia di warteg, memang didominasi oleh cita rasa makanan Jawa Tengah an yang mempunyai ciri khas santan di beberapa hidangan berkuahnya, namun tidak bercita rasa pedas, seperti halnya hidangan asal Sumatera. Tapi kalau bebicara makan khas Tegal, walau agak menyimpang sedikit dari warteg, saya ingin menyampaikan beberapa jenisnya. Tegal memiliki beberapa jenis koleksi kuliner berupa: Makanan dan Minuman Khas. Misalnya : Teh Poci yaitu teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu, sehingga ada istilah teh posi “Wasgitel” kepanjangan dari kata : Wangi, Panas, Sepet Legi, Lan (Lan dalam bahasa Indonesia berarti kental). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil Teh. Teh dijarangi pada poci tanah (Teh Poci) kemudian di tuang ke dalam cangkir dengan pemanis gula batu. Teh dalam cangkir tidak diaduk, sehingga rasa manis ditemukan pada saat teh dalam cangkir hamper habis. Hal ini menyebabkan cangkir terus dituangi. Selain teh poci, juga ada aneka jenis makanan seperti yang terdapat dalam buku resep masakan Jawa Tengah beriukt ini:  
·         Sate Tegal (sate kambing muda khas Tegal dengan bumbu sambal kecap), dan sate bebek majir.
·         Ketupat atau ketupat glabed, ketupat blengong (ketupat glabed dengan daging blengong. Blengong yaitu keturanan hasil perkawinan bebek dengan angsa), dan ketupat bongko (ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan)
·         Nasi ponggol dan nasi bogana (nasi megono
·         Sauto (soto ayam atau babat khas tegal dengan bumbu tauco dan tauge), dan tahu plethok.
·         Mendoan yaitu tempe goreng yang dilapis tepung dengan bumbu digoreng tidak kering, biasanya sebagai teman minum teh poci, dihidangkan dengan sambal.
·         Sega lengko atau nasi lengko adalah nasi dengan bahan pelengkap seperti tempe, tahu yang diiris dadu, toge dan sambal kacang serta kerupuk.
·         Tahu aci tahu dengan tepung aci (kanji atau sagu) kemudian digoreng.
·         Kemronyos yaitu sate khas tegal.
·         Pilus makanan kecil (snak) dari tepung terigu.
Memang makanan yang saya sebutkan diatas tidak semua identic dengan hidangan warteg, namun kadang ada warteg yang menyediakan hidangan istimewa, seperti soto tegal dengan memesannya terlebih dahulu. Paling yang mudah dihidangkan dan selalu tersedia adalah tempe mendoan. Adapun jenis makanan khas Tegal yang bisa ditemukan di rumah makan Jawa Tengah karena pada dasarnya jenis makanan Tegal seperti halnya Cirebon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari koleksi kuliner Jawa Tengah.



   https://uunsqued.blogspot.com/?m=1                     Makanan Khas Tegal

Wednesday, November 14, 2018

Cintai Budayamu


Hai Kawan 
Zaman sekarang ini banyak sekali generasi muda yang mengabaikan sebuah tradisi atau suatu kebudayaan nenek moyang kita, baik itu didaerahnya sendiri maupun daerah yang lain seakan tidak mau mengetahui begitu dalam dengan seenak hati melupakannya sungguh sedih sekali ya sobat, hehehe......

saya membuat kalimat  dengan bahasa mudah dipahami bagi semua yang membaca, semoga pembaca suka dengan kalimatku ini. jangan bosan untuk membaca ya kawan.

Hasil gambar untuk kebudayaan tegal

Ini adalah sebuah tarian yang diciptakan ibu Sawitri dari Desa Slarang Lor yaitu Tari Endel yang sangat terkenal bagi masyarakat kota Tegal bahkan semuapun tahu. Tarian ini sangat bagus dan sangat elegan dalam gerakan-gerakan tariannya.


Friday, October 12, 2018

Kebudayaan Masyarakat Kota Tegal


Hasil gambar untuk kebudayaan tegal

Hallo teman-teman semua kali ini saya akan membagikan tulisan mengenai Kebudayaan Pada Masyarakat Kota Tegal.



1. Tradisi ngeteh pada masyarakat kota tegal
Masyarakat kota tegal mempunyai tradisi yang unik setiap harinya yaitu tradisi ngeteh di pagi hari. Sebenarnya tradisi ini sudah ada sejak zaman penjajahan orang-orang jepang dan cina. Di kota tegal setiap pagi bapak-bapak bangun lalu langsung menuju dapur untuk membuat teh, cara membuatnya dengan merebus airnya terlebih dahulu, lalu masukkan teh ke dalam poci yang terbuat dari tanah liat, setelah air mendidih, tuangkan air tersebut ke dalam poci lalu aduk menggunakan sendok kemudian tutup, di ujung poci biasanya ditutup menggunakan bungkus teh tadi gunanya agar cita rasa teh pocinya tidak hilang. Adapun cara meminum tehnya begitu unik yaitu dengan cara menyeruput, masyarakat kota tegal meminum tehnya tidak langsung di minum habis melainkan di seruput sedikit demi sedikit. Bukan cuman bapak-bapak saja yang melakukan tradisi ngeteh ibu-ibupun juga melakukan tradisi ngeteh di rumah masing-masing. Teh yang di konsumsi masyarakat tegal merupakan teh asli dari kota tegal, kebun teh terbesar di kota tegal berada di kabupaten slawi, di sana masih banyak sawah-sawah yang membentang luas. Banyak buah dan sayuran yang di tanam di sana, akan tetapi tehlah yang paling banyak di tanam di sana.
Kebun teh yang di tanam di sana sampai berhektar hektar luasnya. Tidak heran jika di kabupaten slawi banyak terdapat pabrik-pabrik teh yang sangat terkenal seperti 2tang, tong tji, teh botol sosro dan lain-lain.
  1. Tradisi mudun lemah pada masyarakat kota tegal
Tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala sampai sekarang masyarakat kota tegal masih tetap melaksanakannya. Tradisi ini dilakukan pada saat bayi berusia satu tahun. Pada usia setahun ibu dari anak tersebut membuat bubur sumsum dan bubur cadil untuk dibagikan kepada para warga. Dan juga menyiapkan buku, kaca, emas, uang, padi, pulpen yang ditaruh di atas piring dengan nasi kuning. Sebelum bubur tersebut di bagikan akan ada serangkaian acara. Acaranya nanti si bayi akan di pangku dengan anggota keluarganya kecuali ibu dan bapak kandung, nanti bayi tersebut di masukkan ke dalan kurungan ayam dengan posisi yang sudah di pangku. Nanti di luar kurungan si nenek dari bayi tersebut memutari kurungan tersebut dengan membawa ceplik dan sambil membacakan doa-doa, setelah itu kurungan di buka lalu si bayi di perbolehkan untuk mengambil barang-barang yang sudah di sediakan ibunya tadi. Barang-barang tadi mempunyai makna tersendiri buku dan pulpen bermakna bahwa nanti kalau bayi tersebut tumbuh dewasa akan menjadi orang yang rajin membaca dan rajin belajar, sedangkan kaca, emas, uang bermakna bahwa kalau bayi tersebut tumbuh dewasa akan menjadi orang yang giat bekerja, sedangkan padi bermakna kalau bayi tersebut tumbuh dewasa akan memiliki banyak sawah. Setelah si bayi mengambil barang-barang tersebut, baru bubur sumsum dan bubur cadil tersebut dibagikan kepada warga sekitar. Kemudian acaranya di tutup dengan penyebaran uang logam, jumlah uang logam tersebut tidak di tentukan, terserah tuan rumah mau menyebar uang berapa. Tradisi ini dilakukan agar si bayi cepat jalan dan cepat lari.
  1. TRADISI MUTIH PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Tradisi ini dilaksanakan pada saat akan melangsungkan pernikahan, tetapi yang melakukan tradisi ini hanya calon pengantin wanitanya saja, calon pengantin pria tidak melakukan tradisi ini. Tradisi mutih dilaksanakan sampai tiga hari, Calon pengantin wanita tidak di perbolehkan makan dengan lauk yang enak, mereka hanya di perbolehkan makan dengan nasi putih dan tahu yg tidak di goreng saja. bukan hanya mutih saja yang dilakukan tetapi calon pengantin tidak boleh di pertemukan satu sama lain, mereka di perbolehkan berkomunikasi dengan menggunakan hp saja tidak boleh berkomunikasi secara langsung. mereka dapat bertemu kembali setelah ijab qobul dilaksanakan. Tujuan mutih oleh calon pengantin wanita supaya bila di rias menjadi cantik jelita atau orang-orang jawa menyebutnya dengan manglingi dan supaya calon pengantin laki-laki menjadi terpesona setelah melihat wajah calon pengantin wanita.
  1. TRADISI PITUNG WULANAN PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Tradisi ini dilakukan oleh wanita yang sedang hamil, yang usia kandungannya tujuh bulan. Biasanya pada usia tujuh bulan anggota keluarganya sudah mempersiapkan rujak buah untuk dibagikan kepada warga sekitar, rujak buah.y sudah berbentuk cair, dengan cara buah-buah seperti kedongdong, bengkuang, mangga muda, jeruk bali di parut terlebih dahulu lalu di masak dengan menggunakan bumbu-bumbu. Setelah matang rujak-rujak tersebut di taruh di cup plastik kecil dan segera di bagikan oleh warga sekitar. Tujuan di adakannya tradisi ini sebagai wujud rasa syukur kepada allah s.w.t karena telah memberi kesehatan pada janin dan ibunya.
  1. TRADISI SEDEKAH BUMI PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Tradisi ini dilaksanakan pada saat akhir tahun, warga berbondong-bondong membuat gunungan sedekah bumi yang isinya buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah-buahannya seperti pisang, apel, jeruk, mangga, bengkuang, belimbing, jambu air dan sayur-sayurannya berupa terong, kacang panjang, tomat, cabe, timun, pare. Lalu di tengah tengah gunungan tersebut di taruh kepala sapi. Banyak warga yang membuat gunungan sedekah bumi, mereka sangat antusias dalam melaksanakan tradisi tersebut. Lalu gunungan sedekah bumi tersebut di angkut dengan menggunakan kapal-kapal besar, ada banyak kapal yang mengangkut, gunungan sedekah bumi tersebut akan di buang di tengah laut dengan menggunakan kapal-kapal tadi. Bapak-bapak, ibu-ibu serta anak-anakpun diperbolehkan untuk menaiki kapal-kapal tersebut. Setelah kapal-kapal tersebut kembali biasanya di sambut dengan tanggapan orjen-orjen dangdut. Banyak di sekitar pantai yang berjualan, ada yang berjualan pakaian, mainan, makan an dan minuman. Biasanya pada acara ini ibu walikota tegal Bunda Sita hadir dalam acara sedekah bumi tersebut. Tujuan dari tradisi ini merupakan wujud rasa syukur kepada allah s.w.t yang telah melimpahkan rezekinya kepada masyarakat kota tegal.
  1. TRADISI UNGGAH-UNGGAHAN PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Tradisi ini dilaksanakan pada saat sebelum lebaran, warga biasanya memasak nasi dengan lauk seperti telur, sayur kacang, tempe goreng, tahu goreng, kentang pedas, mie goreng untuk di bagikan kepada warga sekitar, nasi tersebut di taruh kedalam capon, dan lauknya di taruh ke dalam sudri, jadi diatasnya nasi ada lauk pauk yg sudah di tempatkan di sudri (sebuah wadah kecil). orang jawa biasa menyebutnya dengan nama berkat, sebelum dibagikan kepada para warga, berkat-berkat tersebut di doakan terlebih dahulu. Setelah di doakan baru boleh langsung di bagikan kepada warga sekitar. Satu rumah mendapat satu berkat.
  1. TRADISI NASI KUNING PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Masyarakat kota tegal biasa membuat nasi kuning yang isinya telur dadar, urab (sayuran yang di masak menggunakan bumbu kelapa), terong mentah, wortel mentah, cabe, pete, timun, ikan gesek, tahu goreng, tempe goreng. Lalu di masukkan ke dalam mika plastic yang berukuran sedang, masyarakat kota tegal biasa menyebutnya dengan sega onggal anggil. tradisi ini dilaksanakan pada awal tahun, tidak ada doa-doa khusus di dalamnya, setelah semuanya matang bisa langsung di bagikan kepada warga sekitar.
  1. TRADISI HARI RAYA IDUL FITRI PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL
Masyarakat kota tegal mempunyai tradisi dalam menyambut hari raya idul fitri, yaitu sebelum datangnya hari raya idul fitri ada tradisi prebegan yang dilakukan oleh masyarakat kota tegal. Jadi sehari sebelum hari raya biasanya masyarakat kota tegal beramai-ramai datang ke pasar untuk membeli kue-kue kering, sirup-sirup, buah-buahan untuk menjamu tamu pada saat hari raya. Masyarakat kota tegal memulai prebegannya dari mulai jam 5 pagi. Di jam tersebut sudah banyak masyarakat yang berbelanja. Jalanan pasar sudah ramai, bahkan untuk jalan saja harus berdesak-desakkan. Mereka ke pasar dengan berjalan kaki tidak dengan kendaraan. Dari mulai ibu-ibu sampai anak-anakpun ikut dalam tradisi tersebut. Pada saat hari rayanya masyarakat kota tegal biasanya silaturahmi ke rumah saudara-saudara yang jauh tempat tinggalnya, tradisi ini biasa di sebut nyadran oleh orang jawa. Masyarakat kota tegal biasa nyadran dengan membawa kue-kue kering dan sirup-sirup untuk di beri kepada saudara yang lebih tua usianya. Di waktu hari rayanya biasanya masyarakat kota tegal membuat kupat sayur dan opor ayam untuk sarapan pagi, tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan sampai sekarang masih tetap dilakukan.
Bukan hanya tradisinya saja yang unik, kota tegal juga mempunyai makanan yang khas diantaranya :
  1. Tahu aci
Makanan ini merupakan makanan khas kota tegal, selain rasanya yang nikmat, cara membuatnyapun begitu mudah, kita hanya perlu menyiapkan tahu, aci, serta bumbu-bumbu. Cara membuatnya dengan di goreng. Sebenarnya yang membedakan tahu aci ini dengan daerah lain terletak pada bumbunya saja. Tahu aci lebih nikmat jika di makan pada saat panas-panas. Penjual tahu aci di kota tegal sangat banyak jumlahnya, bahkan setiap di pinggir jalan selalu ada yang jual, namun tahu aci hanya dapat kita jumpai pada saat sore hingga malam hari, para pedagang tahu aci menjual tahunya sekitar jam 4 sore hingga jam 9 malam.
  1. Sega ponggol
Sega ponggol ini dapat kita temui pada saat pagi hari, biasanya masyarakat kota tegal membeli sega ponggol untuk sarapan. Lauknya yang sederhana serta harganya yang ekonomis membuat masyarakat kota tegal menggemarinya. Lauk dari sega ponggol diantaranya yaitu sambal goreng tempe, mie goreng bihun, sayur kangkung, bawang goreng dan kerupuk. Biasanya di sajikan di atas daun pisang lalu di bungkus.
  1. Adep-adep
Adep-adep ini merupakan makanan yang biasa ada pada saat pernikahan. Nasinya menggunakan nasi kuning, lauknya sama seperti nasi kuning, yang membedakan hanya pada tempat penyajiannya saja, jika nasi kuning disajikan pada mika plastik, namun adep-adep di sajikan pada daun pisang.
  1. Kupat glabed
Makanan ini dapat kita temui pada malam hari saja, sekitar jam setengah tujuh malam, para pedagang kupat glabed sudah ada di pinggir-pinggir jalan. Makanan ini banyak dijual di alun-alun kota. Mengapa bisa dikatakan kupat glabed karena kuah kupatnya yang sangat kental, yang dalam bahasa jawa ngglabed jadi masyarakat kota tegal menyebutnya dengan nama kupat glabed. Kupat glabed biasa disandingkan dengan bebek goreng serta sate balungan yang rasanya nikmat.
  1. Soto
Soto khas kota tegal beda dengan soto dari daerah lain, soto khas kota tegal menggunakan tauco untuk campuran kuahnya. Di dalamnya ada kol, tauge, daun bawang, ayam/babat, serta bumbu-bumbu lainnya. Rasanya yang manis asin membuat makanan ini di gemari masyarakat.
  1. Olos
Makanan ini sangat digemari oleh para remaja, rasanya yang pedas tidak heran jika banyak remaja yang menyerbunya. Makanan ini biasa di jual pada malam hari sekitar jam setengah tujuh. Bentuknya yang bulat kecil serta isinya yang bermacam-macam membuat makanan ini disukai oleh banyak usia. Olos ini terbuat dari tepung terigu dan aci yang di dalamnya di isi sayuran pedes, sosis, ayam, kerang. Lalu di bentuk bulat kecil-kecil. Lalu digoreng. Untuk menambah rasa biasanya di luarnya di kasih pilihan rasa ada rasa keju, sapi panggang, balado, pizza, hingga pedas. Satu olos harganya Rp.500.
Selain makanan, kota tegal juga mempunyai minuman yang khas yaitu teh poci, teh yang di sajikan di dalam poci tanah liat yang rasanya sangat khas.
TARIAN KHAS KOTA TEGAL
Kota tegal juga mempunyai tarian khas yaitu tari endel, tarian ini menggunakan topeng. Ada enam gaya topeng tegal, diantaranya topeng endel, kresna, panji, patihan, lanyapan alus, dan kelana. Topeng endel yaitu bentuk topeng wanita dengan kostum endel mirip penari gambyong. Tariannya diiringi gending lancaran ombak banyu laras slendro manyuro. Topeng kresna bermuka merah jambu dan berambut. Gending pengiringnya adalah lancaran lelenderan naik lancaran praliman. Topeng panji bermuka menunduk. Mukanya berambut putih mukanya mirip tokoh arjuna. Gending pengiringnya adalah lancaran gunung sari laras slendro patet nem. Sedangkan topeng patihan memiliki mata terbuka lebar, mewakili tokoh setiati dan patihan jawa. Berwarna merah tua. Gending pengiringnya lancaran blendrang  laras slendro patet manyuro. Sementara topeng lanyapan alus memiliki bentuk muka menunduk dan berkumis. Warna muka kuning gading. Mirip tokoh bambangan dalam warna kulit purwa. Gending pengiring tari topeng ini adalah lancaran lagon semarangan laras slendro patet nem. Terakhir topeng kelana bermata terbuka lebar, hidung keatas dan panjang, mulut dan gigi terbuka bertaring pendek dengan warna muka merah tua, mirip dengan tokoh dasamuka. Gending pengiringnya, lancaran gonjing truntung laras slendro patet manyuro. Terdapat pula bentuk topeng tambahan yakni punakawan dan topeng kelana yaksa serta beberapa tokoh yang disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Tarian ini dipentaskan siang maupun malam hari sesuai permintaan. Pentas topeng biasanya dipentaskan sekitar 3-4 jam dengan diiringi 10 pangrawit, seorang sinden dan seorang dalang.
Selain tarian ada juga bahasa yang khas dari kota tegal, yaitu bahasa ngapak, orang tegal berkomunikasi menggunakan bahasa ngapak, tetapi mereka menggunakan bahasa ngapak untuk di rumah saja, jika di sekolahan mereka menggunakan bahasa Indonesia. Apabila ingin berkomunikasi kepada orang yang lebih tua mereka juga menggunakan bahasa Indonesia.
Dan kebudayaan yang lain

1. Ruwat Bumi Guci

Sebagai bentuk ungkapan syukur atas kemakmuran yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan juga memohon keselamatan dari segala macam mara bahaya, masyarakat Guci dan sekitarnya (Desa Rembul dan Desa Pekandangan), di lokasi Obyek Wisata Guci, mengadakan upacara tradisional tahunan setiap bulan Muharram (Suro). 

Prosesi dimulai dengan arak-arakan Gunungan atau Sesajian beraneka macam hasil panen dan dilanjutkan dengan ritual memandikan Kambing Kendit (kambing khusus yang berwarna hitam dengan lingkar putih di perutnya). Kemudian dilanjutkan dengan menaburkan kembang setaman pada lokasi pemandian di sekitar Guci (Pancuran 13). Ritual ini menjadi simbol kasih sayang terhadap makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan kambingnya sendiri merupakan simbol dari kehidupan yang akan terus berputar. Usai prosesi memandikan kambing, dilaksanakan upacara dan pembacaan riwayat Guci dengan menggunakan Bahasa Tegalan. Beberapa sambutan dari pihak penyelenggara dan Pemerintah daerah pun disampaikan sebagai bentuk dukungan untuk melestarikan tradisi Ruwat Bumi Guci. Kemudian diakhiri dengan rebutan gunungan, do’a bersama, dan hiburan yang biasanya diisi dengan tarian khas Tegal. 

Menurut Ki Enthus Susmono, dalang kondang tingkat nasional yang berasal dari Tegal, Tradisi Ruwat Bumi di Guci bukanlah tradisi syirik, melainkan tradisi untuk merawat bumi. Masyarakat Guci sendiri meyakini jika terjadi hujan deras saat prosesi adat acara Ruwat Bumi Guci berlangsung, merupakan bentuk keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Kabupaten Tegal khususnya warga Guci. 

2. Penjamasan Makam Sunan Amangkurat Agung

Tradisi upacara adat Pejamasan ini diselenggarakan setiap bulan Suro dengan ritual membersihkan benda pusaka dan tirai penutup makam Sunan Amangkurat Agung. Menurut sejarah, Sunan Amangkurat Agung merupakan seorang tokoh penting pendiri Kabupaten Tegal yang dikenal sebagai keturunan dari Raja Mataram Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Prosesi Jamasan sendiri diawali dengan tahlil, zikir, membacakan sahadat, dan sholawat serta mendoakan Amangkurat I. Doa dalam Penjamasan Makam Sunan Amangkurat Agung ditujukan agar para leluhur diampuni dosanya dan diberikan tempat yang layak di sisi Allah Swt. Usai kegiatan doa bersama, dilanjutkan dengan penggantian kelambu, yang kemudian kelambu lama digabungkan bersama dengan kelambu raja-raja Mataram lainnya dilarung ke Pantai Selatan.

Pengagem Sasono Wiloko Kraton Surakarta, Gusti Kajeng Ratu Wandansari, M.Pd meminta kepada keturunan Mataram dan masyarakat sekitar untuk melestarikan tradisi Jamasan di Makam Sultan Amangkurat 1 di Tegalwangi Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.

3. Sedekah Bumi Cacaban

Kegiatan Sedekah Bumi Cacaban diselenggarakan oleh masyarakat setempat dengan segenap sumber daya yang dimiliki bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal sebagai fasilitator dan pendukung. Sedekah Bumi Waduk Cacaban merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam rangka melestarikan budaya daerah dan juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang diperoleh. 
Kegiatan ini ditujukan untuk menarik pengunjung sekaligus dijadikan sebagai momen penting pembelajaran bagi peningkatan kesadaran masyarakat setempat dalam menyambut pengunjung serta menjaga kelestarian alam Obyek Wisata Cacaban.

4. Festival Jamu dan Kuliner

Kabupaten Tegal merupakan salah satu peserta tetap Festival Jamu dan Kuliner yang diadakan tiap tahun untuk bersaing dengan Kota / Kabupaten se-Jawa Tengah. Kabupaten Tegal senantiasa menampilkan stan terbaik dan menawarkan produk-produk jamu serta kuliner unggulan. Produk jamu Kabupaten Tegal didukung dengan berbagai jenis tanaman dan bahan yang contohnya dapat dilihat di lokasi Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Danawarih.

Festival Jamu dan Kuliner sendiri selalu meriah dan menjadi salah satu acara unggulan yang menampilkan kearifan lokal berupa cita rasa dan ciri khas tiap daerahnya. Bagi pengunjung yang mengikuti kegiatan ini dapat merasakan jamu dan kuliner yang memiliki karakteristik kuat dari berbagai macam daerah di Jawa Tengah sekaligus menikmati berbagai macam hiburan yang semakin memeriahkan acara. 

5. Ruwat Bumi Purwahamba Indah

Ruwat Bumi Purwahamba Indah merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal dengan bentuk upacara adat yang diisi berbagai jenis hiburan. Tradisi ini dilaksanakan pagi, siang, dan malam harinya diadakan pagelaran wayang semalam suntuk.

Keunikan dari tradisi Ruwatan di Bumi Purwahamba Indaha dalah digelarnya festival "Grebeg Klapa Ijo" yang dapat diikuti oleh masyarakat Kabupaten Tegal. Tujuan tradisi ruwatan sebagai perwujudan syukur kepada Allah SWT sekaligus memohon agar warga terhindar dari berbagai macam bencana. Kegiatan ini merupakan wujud partisipasi warga masyarakat dalam rangka melestarikan budaya daerah sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rejeki yang diperoleh dari hasil usaha khususnya bagi para pedagang di sekitar Obyek Wisata Purwahamba Indah

Ruwatan sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk tradisi masyarakat yang sudah ada sejak lama sebelum kedatangan agama ke tanah Jawa. Kata Ruwat dalam bahasa sansekerta dapat diartikan sebagai pembebasan, penyucian. Kemudian kata yang hampir mirip, yaitu Rawat atau Reksa diartikan sebagai memelihara.

6. Rebo Wekasan

Rebo Wekasan atau bisa juga disebut Rebo Pungkasan merupakan salah satu tradisi masyarakat yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar kalender lunar versi Jawa dengan tujuan untuk 'talak bala' (menolak bencana). Kegiatan yang dilakukan berkisar pada berdoa, Shalat Sunnah, bersedekah. Selain itu ada juga kegiatan mencukur beberapa helai rambut dan membuat bubur merah dan putih yang kemudian dibagikan kepada tetangga.

Di Kabupaten Tegal tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan di dua tempat, yaitu Kecamatan Suradadi dan Kecamatan Lebaksiu. Meskipun pada dasarnya mempunyai tujuan sama, tetapi ritual kegiatan yang dilaksanakan berbeda.

Haul Desa Suradadi Saat Rebo Wekasan

Di Desa Suradadi, yang terletak di jalur antara Tegal dan Pemalang sekitar 17 kilometer timur Kota Tegal, tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan Haul sebagai momentum mengenang kembali para ulama yang telah berjasa menyebarkan Islam di daerah tersebut.

Haul di desa Suradadi dalam rangka Rebo Wekasan, telah dilaksanakan sejak tahun 1961, tepatnya pada tanggal 13 Agustus (27 Safar 1381 H). Biasanya dilaksanakan di pemakaman umum sebelah selatan Masjid Jami Al-Kautsar dari Pasar Suradadi ke arah Selatan. Pada saat Haul, masyarakat Suradadi dan sekitarnya akan berkumpul di pemakaman tersebut dan membacakan doa-doa untuk para ulama yang telah meninggal. Setiap tahun, acara Haul tersebut selalu dipenuhi para pengunjung yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 20.000orang.

Rebo Wekasan di Lebaksiu.

Lebaksiu adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Tegal dan terletak di jalur Tegal- Guci. Hingga saat ini belum ada sumber yang menyebutkan dengan jelas tentang sejarah dari peringatan Rebo Wekasan di Lebaksiu. Sehingga cerita Mbah Panggun-lah, tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Lebaksiu, dianggap paling kuat.

Makam Mbah Panggung berada di puncak Bukit Sitanjung yang terletak diantara dataran-dataran tinggi di Lebaksiu. Oleh karena itu, pusat acara Rebo Wekasan di Lebaksiu berada disekitar bukit tersebut, bahkan hingga mencapai pinggiran jalan raya.

Rebo Wekasan di Lebaksiu didominasi dengan kegiatan jual-beli dengan jumlah pedagang dari berbagai kota yang membuka lapaknya setengah bulan sebelum pelaksanaan dengan jumlah pengunjung ribuan. Mulai dari makanan, baju, sepatu, tas, mainan anak-anak, aksesoris, diperjualbelikan pada even ini. Motif pengunjung yang datang tidak hanya sekedar berkeliling melihat dagangan, atau jalan-jalan menaiki dan menikmati pemandangan Bukit Sitanjung, namun juga ada yang sengaja datang berziarah ke makam Mbah Panggung.

Mitos pada masyarakat Lebaksiu, saat Rebo Wekasan di setiap tahunnya, akan ada pengunjung yang meninggal karena dijadikan tumbal. Terlepas benar atau tidak, sebagian sebagian masyarakat masih percaya ketika Rebo Wekasan, bakal ada pengunjung yang meninggal dengan berbagai penyebab, misalnya hanyut di sungai, terjatuh, hilang, dan lain-lain. Meskipun demikia, Rebo Wekasan tetap menjadi sebuah event yang ditunggu oleh masyarakat Lebaksiu.



https://sanggarmodel.blogspot.com/2017/09/wisata-seni-budaya-dan-religi-tegal.htmlhttps://uunsqued.blogspot.com/2018/10/kebudayaan-pada-masyarakat-kota-tegal.html

Tegal

Tegal adalah kota yang memiliki beragam kebudayaan dengan kata tegal itu  laka-laka memang berbeda dari kota-kota yang lainnya di Tegal kit...